Hari ini, di Istana Negara, Presiden Joko Widodo, didampingi Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate, dan Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, menyaksikan penandatanganan program-program yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam rangka menyelenggarakan percepatan konektivitas digital tahun 2021.
Program-program tersebut adalah penandatanganan kontrak pembangunan Base Transceiver Station (BTS), kontrak penyediaan kapasitas satelit, pencanangan program Digital Talent Scholarship (DTS), dan peluncuran perangko Seri Gerakan Vaksinasi Nasional Covid-19. Secara tegas, sejak awal masa pandemi, Presiden Joko Widodo sendiri telah menginstruksikan seluruh kementerian dan lembaga terkait untuk melakukan percepatan transformasi digital di seluruh Tanah Air.
“Selama lima tahun terakhir ini, pemerintah telah bekerja keras membangun konektivitas nasional kita. Selain membangun tol laut, jaringan rel kereta api, jaringan jalan tol, pembangunan jalan-jalan di perbatasan, pembangunan bandara-bandara, pelabuhan-pelabuhan. Kita juga membangun konektivitas digital yang menghubungkan seluruh pelosok Nusantara melalui tol langit. Semua ini bukan untuk kepentingan ekonomi semata, tetapi juga untuk merangkai negara kita yang sangat besar ini dalam mempercepat pelayanan pendidikan, kesehatan, dan budaya Nusantara, serta untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa besar,” papar Presiden Joko Widodo.
“Saya berharap bahwa program konektivitas digital 2021 menjadi momentum penting yang bisa menghubungkan bangsa Indonesia dengan teknologi baru, pola pikir baru, kesempatan bisnis global baru, dan masa depan baru menuju Indonesia maju. Tetapi konektivitas digital tetap harus berpegang teguh kepada kedaulatan bangsa di tengah globalisasi dan iklim kompetisi sekarang ini,” pesan Presiden Jokowi.
Kementerian Komunikasi dan Informatika menjabarkan amanat transformasi digital tersebut dalam beberapa prioritas utama. Dua di antaranya, yang berkaitan dengan acara hari ini, adalah, pertama, melanjutkan pembangunan infrastruktur TIK, meningkatkan konektivitas telekomunikasi nasional melalui upaya pembangunan infrastruktur digital untuk memperkecil digital divide. Upaya pemerataan akses internet ini akan dilanjutkan Kementerian Kominfo melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) dengan melakukan penggelaran akses di 12.548 desa/kelurahan yang belum terjangkau jaringan 4G dari total 83.218 desa/kelurahan di Indonesia dengan layanan sinyal 4G (berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) tahun 2016).
Proyek besar ini direncanakan untuk dilaksanakan dalam dua tahun ke depan atau pada akhir tahun 2022, lebih cepat sepuluh tahun dari rencana penyelesaian awal di tahun 2032. Kedua, secara intensif terus berupaya untuk meningkatkan literasi dan keterampilan digital. Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi telah memberikan pelatihan kecakapan digital level dasar. GNLD Siberkreasi berhasil menjadi Winner World Summit on the Information Society (WSIS) Prizes 2020.
Di tingkat kecakapan digital menengah, melalui stimulus pelatihan Digital Talent Scholarship (DTS) telah memberikan pelatihan untuk 58.000 peserta, di mana 34.333 di antaranya telah tersertifikasi nasional dan global, dan masih akan bertambah lagi.
Dalam hal pembangunan infrastruktur digital, Kementerian Kominfo melalui Badan Layanan Umum (BLU) Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) selama ini telah melakukan pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan informasi di wilayah 3T secara massif. Adapun infrastruktur yang telah dibangun Kementerian Kominfo melalui BAKTI sampai tahun 2020 adalah BTS 4G di 1.682 lokasi, Akses internet di 11.817 lokasi, termasuk di dalamnya 3.126 lokasi fasilitas pelayanan kesehatan sebagai bagian dari program KPC-PEN.
Ketiga penyediaan kapasitas satelit sebesar 21 Gbps. Keempat Palapa Ring sepanjang 12.229 km yang terdiri dari 4.156 km kabel darat (inland) dan 8.073 km kabel laut (SKKL). Kelima satelit Republik Indonesia (SATRIA) 1 yang saat ini dalam proses penandatanganan preparatory work agreement dan diharapkan memulai proses konstruksi pada tahun 2021 ini
“Dukungan finansial terhadap program-program pemerintah seperti satelit SATRIA ini juga memberikan gambaran akan kepercayaan institusi keuangan global kepada pemerintah dan iklim investasi Indonesia,” papar Menteri Kominfo, Johnny G Plate.
Penyediaan Kapasitas Satelit
Kominfo melalui BAKTI juga menandatangani kontrak setelah melaksanakan proses pengadaan barang/jasa penyediaan kapasitas satelit telekomunikasi dan layanan internet dalam rangka transformasi digital dengan menetapkan enam pemenang tender pada 13 Januari 2021. BAKTI juga telah menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia terhadap keenam pemenang tender tersebut pada tanggal 27 Januari 2021. Kontrak akan ditandatangani bersama enam pemenang tender tersebut yaitu:
1. PT Bis Data Indonesia
2. PT Dwi Tunggal Putra
3. PT Primacom Interbuana
4. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
5. PT Indo Pratama Teleglobal
6. PT Pasifik Satelit Nusantara.
Sejak tahun 2015, pemerintah telah merencanakan pembangunan sarana infrastruktur telekomunikasi satelit melalui proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Satelit Multifungsi Pemerintah (SATRIA) yang bisa mengakomodasi kebutuhan layanan internet cepat di lebih kurang 150.000 lokasi.
Mengingat layanan SATRIA baru akan mulai beroperasi di tahun 2023, BAKTI Kominfo telah melakukan kerjasama Penyediaan Kapasitas Satelit Telekomunikasi dengan lima Mitra Penyedia kapasitas satelit melalui Penyediaan Kapasitas Satelit Telekomunikasi Tahap I pada tahun 2019 dengan bertujuan untuk memperoleh efisiensi pengadaan dalam infrastruktur satelit.
Penyediaan kapasitas satelit ini menggunakan sistem satelit dengan teknologi High Throughput Satellite (HTS) dengan frekuensi Ku-band, dan memberikan throughput sebesar lebih kurang 21 Gbps yang melayani seluruh wilayah di Indonesia.
Layanan kapasitas satelit telah beroperasi sejak bulan September tahun 2019 untuk mendukung layanan transmisi dari proyek Akses Internet dan layanan BTS Lastmile. Sampai dengan Januari 2021, Penyediaan Kapasitas Satelit Telekomunikasi Tahap I telah melayani sebanyak 5.224 lokasi Akses Internet dan 1.682 lokasi BTS Lastmile.
Berdasarkan hasil tender, total kapasitas satelit dari enam pemenang tender adalah sebesar lebih kurang 9 Gbps yang direncanakan untuk melayani lebih kurang 4.574 lokasi layanan Akses Internet. Dari keenam pemenang tender Penyediaan Kapasitas Satelit Telekomunikasi dan Layanan Internet Dalam Rangka Transformasi Digital, akan menggunakan teknologi satelit High Throughput Satellite (HTS) dengan frekuensi Ka-band maupun Ku-Band.
Penerima manfaat dari proyek Penyediaan Kapasitas Satelit Telekomunikasi dan Layanan Internet dalam Rangka Transformasi Digital adalah instansi pemerintah daerah khususnya kantor desa, sekolah, puskesmas, layanan publik, serta masyarakat di daerah 3T.
Proyek ini nantinya akan menggunakan skema sistem sewa layanan baik untuk kapasitas satelit per Mbps per bulan, maupun layanan internet per Mbps per bulan, dengan estimasi nilai kontrak sewa atau pembeliaan per tahun adalah sebesar lebih kurang 679 Milyar Rupiah. Kontrak payung ini berjangka waktu paling lama sampai dengan 31 Desember 2024 dan dapat diperpanjang sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
Source: merdeka.com